|
Cuaca ekstrem yang berlangsung dalam beberapa waktu terakhir, dipadukan dengan kondisi geografis yang rentan, memicu terjadinya berbagai bencana alam di wilayah Aceh dan Sumatera. Banjir, tanah longsor, serta gangguan infrastruktur menjadi dampak utama yang dirasakan masyarakat, terutama di daerah rawan hidrometeorologi.
Wilayah Aceh dan sebagian besar Pulau Sumatera kembali menghadapi peningkatan risiko bencana alam. Curah hujan tinggi yang terjadi secara terus-menerus, disertai kondisi geografis yang kompleks, menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah.
Fenomena ini menjadi perhatian serius karena berdampak langsung terhadap keselamatan masyarakat, aktivitas ekonomi, serta kelancaran transportasi regional.
Cuaca ekstrem menjadi faktor dominan dalam rangkaian bencana yang terjadi. Intensitas hujan yang tinggi dalam durasi panjang menyebabkan, Meluapnya sungai dan anak sungai, Genangan di kawasan permukiman, Meningkatnya tekanan air tanah di lereng perbukitan.
Secara geografis, Aceh dan Sumatera memiliki karakteristik alam yang rawan bencana, antara lain, Bentang alam pegunungan dan perbukitan, Daerah aliran sungai yang panjang dan curam, Kawasan pesisir yang rendah dan mudah tergenang, Aktivitas tektonik yang tinggi
Kombinasi faktor alam ini membuat wilayah Sumatera sangat sensitif terhadap perubahan cuaca ekstrem
Sejumlah kabupaten dan kota di Aceh serta provinsi-provinsi di Sumatera dilaporkan terdampak bencana, dengan variasi skala dan jenis kejadian. Dampak yang tercatat meliputi, Permukiman warga terendam banjir, Akses jalan dan jembatan terganggu, Lahan pertanian rusak, Warga terpaksa mengungsi ke tempat aman.
Pendataan korban dan kerusakan masih terus dilakukan oleh pihak terkaitBencana yang terjadi membawa konsekuensi luas, antara lain
Kondisi ini menjadi tantangan tambahan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana